Thursday, July 30, 2009

July 23rd 2009

Menganggap bahwa dia ngga pernah ada…

Teorinya mudah, tapi susah aja ngelakuinnya =D.

Gw ngga bisa menganggap dia ngga pernah ada.

Karena dia ada.

Gw ngga bisa pretend that gw ngga ngeliat dia.

Karena dia ada di depan gw.

Gw ngga bisa menganggap bahwa dahulu kita ngga pernah ada apa-apa.

Karena jelas, kita ada apa-apa.

Betapa tiga kata itu, ternyata beneran menjadi sebuah kata-kata sakti yang ngebuat kita bisa dapetin hampir apapun yang kita mau.

Kalau kata Rosa…Atas Nama Cinta.

Sampai detik ini gw ngga pernah tau apa yang mungkin akan terjadi kalau aja waktu itu gw bersedia bilang tiga kata sakti itu. Kunci menuju satu pintu berikut di depan hubungan gw dan dia.

Mungkin gw akan dapetin dia, seutuhnya.

Tapi mungkin juga ngga.

Mungkin dia hanya akan tersenyum sambil bilang thanks dan bilang bahwa dia udah menduga tanpa dia mengucapkan balik, tiga kata sakti itu.

Tapi mungkin juga ngga.

Gw ngga pernah tau, sepenting apa sebenernya tiga kata sakti itu buat dia.

Yang jelas, gw ngga akan mau lagi menyesali keputusan dan pertimbangan yang udah gw pikirin masak-masak dimasa itu.

Gw percaya bahwa keputusan yang gw ambil adalah benar.

Setidaknya menurut gw.

Dan kalau ternyata di mata dunia itu salah,

well,

Maka mungkin gw salah.

Tapi mungkin juga ngga.

Tapi seengganya, gw udah berani ambil keputusan yang dari keduanya punya resiko yang sama besarnya buat gw.

Karena gw selalu bilang pada diri gw, bahwa kita ngga akan pernah tau mana yang benar dan mana yang salah sebelum kita pilih salah satu dari option dan mulai menjalaninya.

Bukan benar atau salah, tapi proses.

Bukan masalah apakah keputusan yang kita ambil itu benar atau salah, tapi masalah bagaimana kita menyikapi kebenaran dan kesalahan itu.

Lagipula, kita kan ngga harus kok, untuk harus selalu benar. Karena kalau kita selalu harus benar, kita ngga akan pernah tau rasanya salah. Dan kalau ternyata begitu, maka kita ngga akan pernah belajar dari kesalahan kita.

Dan kalau ternyata keputusan gw untuk ngga mengatakan tiga kata sakti itu waktu dia minta adalah salah, gw bersyukur karena gw melakukan kesalahan. Dengan begitu gw sekarang belajar.

Dan kalau, ternyata, keputusan gw untuk ngga mengatakan tiga kata sakti itu waktu dia minta adalah benar, gw bersyukur karena gw berhasil memilih keputusan yang benar.

Tapi benar atau salah, buat gw sekarang udah ngga penting lagi.

Karena entah itu benar, entah itu salah, toh gw tetap belajar, dari kesalahan atau kebenaran yang gw lakukan.

Peace out !

No comments:

Post a Comment